MAKALAH STATISTIKA DASAR
Pengujian Hipotesis
Deskriptif (Satu Sampel)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014/2015
KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah yang maha
pengasih lagi maha penyayang. Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, karena
berkat ridha dan karunia Nya, maka telah selesai tugas makalah statistik
“Statistik Parametris, Statistik Nonparametris: Test Binomial, Chi Kuadrat, Run
Test”
Penulisan makalah ini dibuat
sebagai tugas mata kuliah statistika dasar yaitu menganalisis data pada
statistic parametris dan non parametris , guna untuk mendapatkan hasil yang
baik .
Saya selaku pembuat
makalah ini sadar bahwa yang saya buat tidak jauh dari sempurna. Maka dari itu
mohon kritik dan sarannya guna memperbaiki menjadi yang lebih baik lagi. Dan
semoga bermanfaat bagi pembaca
Palembang
, 7 september 2014
Penulis
BAB I
Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah :
·
Mempelajari
statistika secara mendalam dan teoritis (penurunan sifat-sifat, dalil, rumus,
penciptaan model).
·
Mempelajari
statistika semata-mata dari segi penggunaannya.Cara ini dikenal dengan metode
statistika terapan.
·
Mengetahui cara pengujian
hipotesis deskriptif (satu sampel)
·
Mengetahui pengelompokkan
Statistika inferensia( statistika parametris dan nonparametris)
·
Dapat
menyelesaikan soal- soal yang berkaitan dengan statistika parametris dan non
para metris.
BAB II
Landasan Teori
Secara umum statistik
dapat diartikan sebagai suatu cara untuk mendapatkan informasi dari data.
Secara lebih detail, arti statistik dapat dikelompokan menjadi tiga yaitu:
1.
Statistik diartikan
sebagai pelaporan sekumpulan data, misalnya statistik sepakbola,
statistik penduduk dan sebagainya.
2.
Statistik adalah
kuantitas yang dihitung dari sekumpulan data, contohnya: proporsi, rata-rata
dan sebagainya..
3.
Statistik juga
diartikan sebagai suatu disiplin ilmu dan seni dalam membuat inferensia
dari suatu spesifik unit untuk sesuatu yang general.
Data adalah sesuatu
yang dianggap dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau
persoalan. Data dianggap sebagai sesuatu yang belum tentu benar, namun
dalam prakteknya anggapan atau asumsi sering digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan, misalnya karena pemerintah menganggap persediaan stok
beras cukup karena data produksi padi menunjukan adanya peningkatan, maka
diputuskan tidak mengimpor beras. Oleh karena suatu anggapan atau asumsi itu
belum tentu benar, maka apabila digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan,
keputusan itu masih bisa keliru atau salah. Maka dari itu secara statistik
anggapan yang merupakan hipotesis harus diuji terlebih dahulu.
Bicara
statistik berarti bicara sampel. Sampel adalah bagian anggota populasi yang
dijadikan objek penelitian. Populasi adalah sekumpulan objek yang lengkap
dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Kegiatan untuk meneliti semua
objek (populasi) disebut kegiatan sensus, contoh: sensus penduduk,
sensus pertanian, dsb. Kegiatan meneliti sebagian populasi yang menjadi
objek terpilih disebut survei. Ukuran deskriptif dari sebuah populasi
adalah parameter, sedangkan ukuran deskriptif dari sebuah sampel adalah
statistik. Jadi populasi mempunyai parameter sedangkan sampel mempunyai
statistik. Data hasil sensus dapat dianalisis dengan cara deskriptif.
Data hasil survei dapat dianalisis dengan cara deskriptif dan inferensia.
Inferensiaadalah suatu bentuk pengambilan keputusan di mana termasuk
didalamnya pernyataan, penjelasan, perbandingan, estimasi, proyeksi, dsb.
Metode
statistik dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu statistik parametrik dan
statistik nonparametrik. Pengujian parametrik merupakan cara menguji
hipotesis yang didasarkan pada beberapa asumsi:
1.
Observasi sampel
harus dipilih dari populasi yang dianggap memiliki distribusi normal.
2.
Dalam kasus pengujian
beda 2 parameter atau lebih, populasi-populasi tersebut bukan saja
dianggap memiliki distribusi normal tetapi juga memiliki varians yang sama
(asumsi homoskedastisitas).
Keabsahan
asumsi tersebut menentukan sejauhmana hasil uji parametrik tersebut berarti
atau tidak. Sedangkan metode nonparametrik tidak pernah merumuskan asumsi
mengenai populasi darimana sampelnya dipilih. Metode statistik yang
digunakan pada statistik nonparametrik adalah yang berhubungan dengan data yang
berbentuk ranking atau data kualitatif (skala nominal atau ordinal) atau data
kuantitatif yang tidak berdistribusi normal. Oleh karena itu statistik
nonparametrik seringkali disebut dengan statistik bebas distribusi. Pada statistik
nonparametrik, kita akan menguji karakteristik populasi tanpa menggunakan
spesifik parameter. Oleh karena itu statistik uji ini disebut dengan
statistik nonparametrik yaitu akan menguji apakah lokasi populasi berbeda dari
pada menguji apakah rata-rata populasi berbeda.
Perlu
disadari bahwa uji nonparametrik selayaknya tidak digunakan apabila uji
parametrik dapat diterapkan, karena tingkat keampuhan uji nonparametrik lebih
rendah dari pada uji parametrik. Namun anda sebagai pengambil keputusan atau peneliti
jangan salah menafsirkan bahwa derajat kegunaan metode statistik nonparametrik
dibawah metode statistik parametrik. Tentu saja tidak demikian,
masing-masing metode dibuat dengan spesifikasi khusus sesuai dengan macam data
yang digunakan. Peningkatan keampuhan uji nonparametrik harus dengan
memperbesar sampel. Namun seperti kita ketahui memperbesar sampel berarti
akan menambah biaya, waktu, dll.
STATISTIK PARAMETRIK
Statistik
Parametrik, yaitu ilmu statistik
yang mempertimbangkan jenis sebaran atau distribusi data, yaitu apakah data
menyebar secara normal atau tidak. Dengan kata lain, data yang akan dianalisis
menggunakan statistik parametrik harus memenuhi asumsi normalitas. Pada
umumnya, jika data tidak menyebar normal, maka data seharusnya dikerjakan
dengan metode statistik non-parametrik, atau setidak-tidaknya dilakukan
transformasi terlebih dahulu agar data mengikuti sebaran normal, sehingga bisa
dikerjakan dengan statistik parametrik.
Contoh metode statistik parametrik :
a. Uji-z
(1 atau 2 sampel)
b. Uji-t
(1 atau 2 sampel)
c. Korelasi
pearson,
d. Perancangan
percobaan (one or two-way anova parametrik), dll.
Ciri-ciri statistik parametrik :
Data
dengan skala interval dan rasio
Data
menyebar/berdistribusi normal
Keunggulan
dan kelemahan statistik parametrik
Keunggulan :
1.
Syarat syarat
parameter dari suatu populasi yang menjadi sampel biasanya tidak diuji dan
dianggap memenuhi syarat, pengukuran terhadap data dilakukan dengan kuat.
2.
Observasi bebas satu
sama lain dan ditarik dari populasi yang berdistribusi normal serta memiliki
varian yang homogen.
Kelemahan :
1.
Populasi harus
memiliki varian yang sama.
2.
Variabel-variabel
yang diteliti harus dapat diukur setidaknya dalam skala interval.
3.
Dalam analisis varian
ditambahkan persyaratan rata-rata dari populasi harus normal dan bervarian
sama, dan harus merupakan kombinasi linear dari efek-efek yang ditimbulkan.
STATISTIK
NON-PARAMETRIK
Statistik Non-Parametrik,
yaitu statistik bebas sebaran (tidak mensyaratkan bentuk sebaran parameter
populasi, baik normal atau tidak). Selain itu, statistik non-parametrik
biasanya menggunakan skala pengukuran sosial, yakni nominal dan ordinal yang
umumnya tidak berdistribusi normal.
Contoh metode statistik non-parametrik :
a. Uji
tanda (sign test)
b. Rank
sum test (wilcoxon)
c. Rank
correlation test (spearman)
d. Fisher
probability exact test.
e. Chi-square
test, dll
Ciri-ciri statistik non-parametrik :
- Data
tidak berdistribusi normal
-Umumnya
data berskala nominal dan ordinal
-
Umumnya dilakukan pada penelitian sosial
-
Umumnya jumlah sampel kecil
Keunggulan dan kelemahan statistik non-parametrik :
Keunggulan dan kelemahan statistik non-parametrik :
Keunggulan :
1.
Tidak membutuhkan asumsi normalitas.
2.
Secara umum metode statistik non-parametrik lebih mudah dikerjakan dan lebih
mudah dimengerti jika dibandingkan dengan statistik parametrik karena
ststistika non-parametrik tidak membutuhkan perhitungan matematik yang rumit
seperti halnya statistik parametrik.
3.
Statistik non-parametrik dapat digantikan data numerik (nominal) dengan jenjang
(ordinal).
4.
Kadang-kadang pada statistik non-parametrik tidak dibutuhkan urutan atau
jenjang secara formal karena sering dijumpai hasil pengamatan yang dinyatakan
dalam data kualitatif.
5.
Pengujian hipotesis pada statistik non-parametrik dilakukan secara langsung
pada pengamatan yang nyata.
6.
Walaupun pada statistik non-parametrik tidak terikat pada distribusi normal
populasi, tetapi dapat digunakan pada populasi berdistribusi normal.
Kelemahan :
1.
Statistik non-parametrik terkadang mengabaikan beberapa informasi tertentu.
2.
Hasil pengujian hipotesis dengan statistik non-parametrik tidak setajam
statistik parametrik.
3.
Hasil statistik non-parametrik tidak dapat diekstrapolasikan ke populasi studi
seperti pada statistik parametrik. Hal ini dikarenakan statistik non-parametrik
mendekati eksperimen dengan sampel kecil dan umumnya membandingkan dua kelompok
tertentu. (Khairul Amal)
Contoh soal latihan dan soal evaluasi
I.
Soal
Statistik Paramatetrik
1.
Uji-Z dua pihak
Contoh kasus
Sebuah pabrik pembuat bola lampu
pijar merek A menyatakan bahwa produknya tahan dipakai selama 800 jam, dengan
standar deviasi 60 jam. Untuk mengujinya, diambil sampel sebanyak 50 bola
lampu, ternyata diperoleh bahwa rata-rata ketahanan bola lampu pijar tersebut
adalah 792 jam. Pertanyaannya, apakah kualitas bola lampu tersebut sebaik yang
dinyatakan pabriknya atau sebaliknya?
Hipotesis
H0 : = μ
(rata ketahanan bola lampu pijar tersebut sama dengan yang dinyatakan oleh
pabriknya)
HA : ≠ μ
(rata ketahanan bola lampu pijar tersebut tidak sama dengan yang dinyatakan
oleh pabriknya)
Analisis
Nilai Ztabel dapat diperoleh dari
Tabel 1. Dengan menggunakan Tabel 1, maka nilai Z0,025 adalah nilai pada
perpotongan á baris 0,02 dengan á kolom 0,005, yaitu 1,96. Untuk diketahui
bahwa nilai Zá adalah tetap dan tidak berubah-ubah, berapapun jumlah sampel.
Nilai Z0,025 adalah 1,96 dan nilai Z0,05 adalah 1,645.
Tabel 1. Nilai Z dari luas di bawah
kurva normal baku
Kriteria Pengambilan Kesimpulan
Jika |Zhit| < |Ztabel|, maka terima H0
Jika |Zhit| ≥ |Ztabel|, maka tolak H0 alias terima HA
Kesimpulan
Karena harga |Zhit| = 0,94 < harga |Ztabel |= 1,96, maka
terima H0
Jadi, tidak ada perbedaan yang nyata
antara kualitas bola lampu yang diteliti dengan kualitas bola lampu yang
dinyatakan oleh pabriknya.
2.
Uji Z satu pihak
Contoh kasus
Pupuk Urea mempunyai 2 bentuk, yaitu bentuk butiran dan
bentuk tablet. Bentuk butiran lebih dulu ada sedangkan bentuk tablet adalah
bentuk baru. Diketahui bahwa hasil gabah padi yang dipupuk dengan urea butiran
rata-rata 4,0 t/ha. Seorang peneliti yakin bahwa urea tablet lebih baik
daripada urea butiran. Kemudian ia melakukan penelitian dengan ulangan n=30 dan
hasilnya adalah sebagai berikut:
Hasil Gabah padi dalam t/ha
4,0
|
5,0
|
6,0
|
4,2
|
3,8
|
6,5
|
4,3
|
4,8
|
4,6
|
4,1
|
4,9
|
5,2
|
5,7
|
3,9
|
4,0
|
5,8
|
6,2
|
6,4
|
5,4
|
4,6
|
5,1
|
4,8
|
4,6
|
4,2
|
4,7
|
5,4
|
5,2
|
5,8
|
3,9
|
4,7
|
Hipotesis
H0 : = (rata-rata hasil gabah padi yang dipupuk dengan pupuk
urea tablet sama dengan padi yang dipupuk dengan urea butiran)
HA : > (rata-rata hasil gabah padi
yang dipupuk dengan pupuk urea tablet lebih tinggi dari padi yang dipupuk
dengan urea butiran)
Analisis
= 4,0 t/h
= 4,9 t/h
S = 0,78 digunakan sebagai estimasi σ
Zhit = (yt – yb)/(σ/√n)
= (4,0 – 4,9)/(0,78/√30 = – 6,4286
Ztabel = Zα=
Z0,05 = 1,645
Kriteria Pengambilan Kesimpulan
Jika |Zhit| < |Ztabel|, maka terima H0
Jika |Zhit| ≥ |Ztabel|, maka tolak H0 alias terima HA
Kesimpulan
Karena harga |Zhit| = 6,4286 > harga |Ztabel |= 1,645,
maka tolak H0 alias terima HA
Jadi, rata-rata hasil gabah padi yang
dipupuk dengan pupuk urea tablet nyata lebih tinggi dari padi yang
dipupuk dengan urea butiran
3.
Suatu populasi berjumlah 1000, data sampel diambil secara
acak sebanyak 200 subjek. Rata-rata sampel = 40 dan simpangan baku=10,
ditanyakan:
Berapa
persen subjek yang memperoleh skor antara 0 sampai dengan 55? Dengan asumsi
bahwa data diambil dari populasi yang berdistribusi normal.
Penyelesaian
:
Pertama :
Mengubah
skor 40 dan 55 ke dalam skor baku (skor z) yaitu sebagai berikut :
Melihat
tabel z antara z= 0,00 ke z= 1,50; maka pada kolom pertama dilihat pada nilai
z=1,5, pada baris pertama pada nilai =0, maka didapatkan nilai 4332,
atau=0,4332.
Dengan
nilai sebesar 0,4332 maka dapat disimpulkan bahwa jumlah subjek yang mempunyai
skor antara 0-55 adalah 43,32%, jika diterapkan pada populasi maka kurang lebih
ada sekitar 43,32% x 1000=433 subjek.
Berapa persen subjek yang memperoleh
skor diatas 55? Dengan asumsi bahwa data diambil dari populasi yang
berdistribusi normal.
Penyelesaian
:
Penyelesaian
pertanyaan adalah sebagai berikut :
-
Pertanyaan sebelumnya, menemukan harga z untuk skor 55,
yaitu 1,50.
-
Luas setengah kurva normal (0<adalah 0,500 atau 50% )
-
Jika luas antara 0-1,50 adalah 0,4332 (lihat jawaan terhadap
soal pertama),
-
Maka luas daerah untuk z>1,50 adalah 0,5-0,4332=0,0668
-
Sehingga subjek yang bernilai >55 adalah 6,68%, atau
sekitar 6,68%x1000=66,8 atau sekitar 67 orang.
II.
Soal
Statistik Non-Parametrik
1.
Uji
Binominal
a.
Penelitian tentang
kecenderungan Ibu hamil memilih tempat bersalin di Polindes atau di Puskesmas.
Jumlah sampel 24 Ibu hamil, 14 Ibu hamil memilih di Polindes, 10 Ibu hamil
memilih di Puskesmas
• Ho = peluang Ibu hamil memilih tempat bersalin
di Polindes atau Puskesmas adalah sama, yaitu 50%
• Ho = p1 = p2 = 0,5
• Sampel (n) = 24
• Frekuensi kelas terkecil (x) = 10
• Tabel (n=24, x=10) didapat koefisien binomial
(p) = 0,271
• Bila taraf kesalahan (α)
ditetapkan 1% = 0,01
•
p = 0,271 > 0,01 maka Ho diterima
KESIMPULAN
Kemungkinan Ibu hamil memilih tempat bersalin di Polindes atau di Puskesmas
adalah sama yaitu 50 %
2.
Chi
Kuadrat
a.
Pada penelitian
tentang hubungan antara merokok dengan hipertensi dengan total sampel 110 orang
laki-laki, didapatkan 35 orang menderita Coronary Heart Disease (CHD) disertai
dengan kebiasaan merokok, 25 orang menderita CHD tanpa disertai dengan
kebiasaan merokok, sedangkan sisanya 20 orang non-CHD dengan kebiasaan merokok
dan 30 orang non CHD tanpa kebiasaan merokok. Hitunglah apakah terdapat
perbedaan antara merokok dengan tidak merokok terhadap kejadian CHD!
Jawaban :
MEROKOK
|
HIPERTENSI
|
TOTAL
|
|
CHD
|
NON CHD
|
||
POSITIF
|
35
|
20
|
55
|
NEGATIF
|
25
|
30
|
55
|
TOTAL
|
60
|
50
|
110
|
Ho: tidak ada
perbedaan yang bermakna antara merokok dengan tidak merokok terhadap
kejadian CHD
H1: ada perbedaan
yang bermakna antara merokok dengan tidak merokok terhadap kejadian CHD
α
= 5 % =0,05
df = (k-1) (b-1) =
(2-1) (2-1)= 1
X2 tabel
adalah 3,841
Kriteria
pengujian hipotesis: X2 tabel < X2
hitung, maka Ho ditolak (H1 diterima).
X2
tabel > X2 hitung, maka Ho diterima (H1
ditolak).
Penghitungan :
n (ad-bc)2
X2 =
--------------------
(a+b)(c+d)(a+c)(b+c)
110 ((35 x30)-(25x20)) 2
X2 =
----------------------
= 3,7
55 x 55 x 60 x50
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil
perhitungan di atas diketahui bahwa X2 tabel > X2
hitung, maka Ho diterima (H1 ditolak), sehingga dapat disimpulkan bahwa
tidak ada perbedaan yang bermakna antara merokok dengan tidak merokok terhadap
kejadian CHD.
3.
Run Test
a.
FE Unsri ingin mengetahui
kecendrungan mahasiswa mengambil matakuliah semester pendek pada kelompok MKK
atau MKB-PB dan apakah pilihan mahasiswa bersifat acak? Kemudian di lakukan
survei kepada sekelompok mahasiswa berbagai angkatan sebanyak 24 orang.
Responden yang memilih MKK ditandai dengan R dan yang memilih MKB-PB ditandai
dengan C. Secara berurutan hasilnya adalah RRCRCRCCRRCC CRRCRCCRCCRR R=1 dan C=2
Judul : Kecenderungan Masyarakat Memilih Jenis mata kuliah
H0
: Jumlah mahasiswa yang matakuliah semester pendek pada kelompok MKK
atau MKB-PB sama (P1=P2=0,5)
H1 :
Jumlah
masyarakat yang matakuliah semester pendek pada kelompok MKK atau MKB-PB berbeda (P1≠P2≠0,5)
Runs Test
Pilihan mata
kuliah semester pendek MKK atau MKB-PB
|
|
Test Value(a)
|
1,50
|
Cases < Test
Value
|
12
|
Cases >=
Test Value
|
12
|
Total Cases
|
24
|
Number of Runs
|
15
|
Z
|
,626
|
Asymp. Sig.
(2-tailed)
|
,531
|
a Mean
Descriptive Statistics
N
|
Min
|
Max
|
Mean
|
Std. Deviation
|
|
Pilihan mata kuliah
semester pendek MKK atau MKB-PB
|
24
|
1
|
2
|
1,50
|
,511
|
Valid N (listwise)
|
24
|
Analisis : Oleh karena Aymp.Sig. > 0,05, maka Ho diterima, artinya pola data
bersifat acak. Kesimpulannya mahasiswa mengambil mata kuliah pada semester
pendek bersifat acak atau bebas antara MKK dan MKB-PB dengan peluang yang sama
(masing – masing 50%).
BAB III Penutup
Kesimpulan
Statistik
dapat digunakan untuk menguji suatu hipotesis dengan kebenaran secara ilmiah
yang sering disebut dengan statistik inferensial. Statistik dapat meramal suatu
kejadian di masa depan dengan menggunakan data yang ada di masa sekarang yang
sering disebut dengan probabilitas. Statistik parametrik merupakan salah satu
macam statistik, yang salah satu fungsinya untuk menghitung korelasi atau
pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya yang tercakup dalam regresi linear
berganda.
Daftar
pustaka
Daftar Rujukan
H.Mundir.2013. Statistik Pendidikan.Pustaka Belajar:
Yogyakarta
Prof.
Dr. Soekidjo Notoatmodjo. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan
Masyarakat. Cet. ke-2, Mei. Jakarta : Rineka Cipta. 2003. Di unduh pada tanggal 29 Januari 2011 04:241
Masyarakat. Cet. ke-2, Mei. Jakarta : Rineka Cipta. 2003. Di unduh pada tanggal 29 Januari 2011 04:241
http://forum-statistik.blogspot.com/2012/05/statistik-parametrik-vs-statistik-non.html
http://irvandy1993.blogspot.com/2013/05/statistik-parametrik-dan-non-parametrik.html
Semoga dapat bermanfaat :)
BalasHapusSemoga dapat bermanfaat :)
BalasHapus